Contents
Apa Itu Kerja Remote sebenarnya? Kebijakan kerja ini kini menjadi pilihan perusahaan, namun tak jarang menimbulkan tantangan tersendiri. Problem utama yang dihadapi banyak perusahaan adalah bagaimana menjaga produktivitas dan komunikasi tim yang tersebar di berbagai lokasi.
Agitasi ini dapat memperburuk kondisi mental dan kinerja pekerja, khususnya tanpa manajemen yang tepat. Namun, ada solusi. Dengan pendekatan yang tepat dari HR, seperti yang dijelaskan oleh Mba Clara, kerja remote dapat menjadi lebih efisien.
Solusi ini mencakup komunikasi yang lancar, aturan yang fleksibel, serta kepercayaan yang terbangun dengan baik. Simak penjelasan lengkap dari sudut pandang HR!
Apa Itu Kerja Remote Menurut HRD?

Apa itu kerja remote? Kerja remote atau bekerja dari jarak jauh telah menjadi tren yang semakin populer, terutama sejak pandemi. Secara umum, terdapat tiga jenis pengaturan kerja yang sering diterapkan perusahaan: kerja remote, work from home (WFH), dan kerja on-site.
Kerja remote merujuk pada pekerjaan yang dilakukan dari lokasi mana pun selain kantor pusat, seperti rumah atau co-working space. Sementara WFH lebih spesifik, yaitu bekerja dari rumah. Di sisi lain, kerja on-site mengharuskan karyawan untuk hadir langsung di kantor atau lokasi fisik tertentu.
Menurut Mba Clara, seorang praktisi HR, ketiganya sebenarnya tidak memiliki perbedaan yang signifikan jika dilihat dari sisi peraturan ketenagakerjaan. Semua jenis pekerjaan ini tetap tunduk pada regulasi yang sama, seperti jam kerja, penentuan gaji sesuai dengan wilayah tempat tinggal, dan perlindungan tenaga kerja.
Namun, untuk penentuan gaji bergantung lagi pada negosiasi “Berdasarkan peraturan, penggajian harus sesuai dengan UMR lokasi tempat tinggal, tapi tidak menutup kemungkinan gaji ditentukan tergantung dari value (kandidat) atau negosiasi ” jelas Mba Clara.
Bagaimana Peran HRD dalam Menjaga Mental Pekerja Remote?
Setelah mengetahui apa itu kerja remote, hal penting yang perlu dipahami adalah bagaimana perannya. Seperti yang dipahami secara umum bahwa HRD dalam memanajemen pekerja on-site sudah cukup jelas, seperti mengelola absensi, memastikan karyawan bekerja sesuai target, dan memberikan dukungan langsung di tempat kerja.
Namun, ketika harus mengelola pekerja remote, ada tantangan yang berbeda. Menurut Mba Clara, tantangan utama dalam menjaga mental pekerja remote adalah memastikan bahwa komunikasi tetap terjalin dengan baik.
“Komunikasi yang lancar smooth adalah kunci. Namun, tantangan untuk memanage tim remote adalah komunikasi, akan tetapi hal tersebut membutuhkan prosess yang panjang juga” ujar Mba Clara melalui Google Meet.
“Faktor lain yang menjadi tantangan untuk menjaga mental tim remote adalah size company” lanjut Mba Clara. Nah, oleh karena itu, salah satu cara untuk menjaga semangat dan kesehatan mental pekerja remote adalah dengan menciptakan jalur komunikasi yang smooth atau lancar.
Jadi, dapat dikatakan bahwa HRD juga harus lebih peka terhadap tanda-tanda kelelahan atau isolasi sosial yang mungkin dirasakan oleh pekerja remote.
Cara Membangun Kepercayaan

Setelah memahami apa Itu Kerja Remote, dapat dibayangkan bahwa kepercayaan adalah hal penting dalam manajemen kerja remote. Dari sudut pandang Mba Clara, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh HRD untuk membangun dan mempertahankan kepercayaan antara pekerja remote dan perusahaan.
1. Membangun Aturan yang Jelas
Dalam manajemen kerja remote, aturan yang jelas sangat penting agar karyawan tahu apa yang diharapkan dari mereka, itu adalah bentuk dasar dari aturan paham makna dari apa Itu Kerja Remote yang sesungguhnya.
Dengan memiliki aturan yang terstruktur sejak awal, pekerja remote dapat memahami tanggung jawab dan target yang harus dicapai. Hal ini juga dapat mengurangi kesalahpahaman di waktu yang akan datang.
2. Memberikan Aturan yang Fleksibel
Salah satu manfaat kerja remote adalah fleksibilitas. Namun, penting bagi perusahaan untuk memberikan aturan yang tidak terlalu ketat dalam hal pelaporan. Aturan yang fleksibel memungkinkan pekerja untuk melaporkan hasil pekerjaan mereka secara real-time tanpa terbebani dengan proses yang terlalu rumit.
Apakah kamu pekerja remote tapi tidak mendapatkan fleksibilitas? Hal tersebut mungkin saja terjadi dari perusahaan tempatmu bekerja belum memahami esensi kerja remote, dan tahu apa itu kerja remote sebenarnya.
3. Respons yang Konsisten
Konsistensi dalam merespons masalah atau pertanyaan yang diajukan oleh pekerja remote juga menjadi faktor penting dalam membangun kepercayaan.
Apa Itu Kerja Remote sebenranya juga dapat digambarkan sebagai komunikasi. Dengan proses pertukaran informasi yang terbuka dan cepat membuat pekerja merasa didengar dan dihargai.
Pentingnya Fleksibilitas dan Kejelasan
Seiring dengan perkembangan dunia kerja, terutama dengan meningkatnya popularitas kerja remote, peran HRD menjadi semakin penting. HRD harus mampu menyesuaikan kebijakan yang menggabungkan fleksibilitas dan kejelasan.
Bukan sekadar memantau karyawan secara berlebihan, tetapi lebih fokus pada menciptakan lingkungan yang mendukung pekerja remote. Dengan pendekatan yang tepat, kerja remote bisa memberi manfaat optimal bagi perusahaan dan karyawan, baik dari segi produktivitas maupun kesejahteraan mental, tanpa mengorbankan salah satu aspek tersebut.
Kunci Sukses Kerja Remote Menurut HRD
Kesuksesan kerja remote sangat bergantung pada bagaimana perusahaan mengelola komunikasi, kepercayaan, dan fleksibilitas. Menurut Mba Clara, HRD memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pekerja remote, baik melalui aturan yang jelas maupun komunikasi yang lancar.
Dengan pendekatan yang tepat, kerja remote bisa menjadi solusi yang efektif dan produktif, tidak hanya untuk karyawan, tetapi juga untuk perusahaan. Secara keseluruhan, apa itu kerja remote di era yang semakin berkembang ini?
Dapat disimpulkan bahwa penting bagi setiap perusahaan yang infin mmebangun culture kerja remote untuk mendukung pekerja remote mereka, agar mereka juga tetap bisa bekerja dengan maksimal tanpa merasa terbebani atau terisolasi.