Professional Skills Kerja Remote Ngobrol Bareng

Tuesday, 1 October 2024 - 10:32 WIB

4 months yang lalu

logo

Apakah Semua Orang Bisa Kerja Remote? Ini Penjelasan CEO!

Kerja remote adalah tren yang semakin populer, terutama sejak pandemi. Banyak perusahaan yang beralih ke sistem kerja jarak jauh demi menekan biaya dan meningkatkan fleksibilitas. 

Namun, apakah kerja dengan remote setting benar-benar cocok untuk semua orang? Menurut Stephanie Octavia, CEO yang sudah menerapkan culture remote di perusahaannya, tidak semua orang dapat menyesuaikan diri dengan gaya kerja ini. 

Masalah seperti kurangnya komitmen, kesulitan beradaptasi, hingga minimnya komunikasi menjadi tantangan besar. Lalu, apa yang membuat seseorang mampu atau tidak mampu menjalani kerja remote? Mari kita bahas lebih lanjut.

Kenapa Ada yang Bisa dan Tidak Bisa Kerja Remote?

Menerapkan sistem kerja remote bukanlah sekadar memindahkan meja kerja ke rumah atau kafe. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi apakah seseorang bisa atau tidak bisa beradaptasi dengan baik dalam lingkungan kerja secara remote. 

Stephanie Octavia, yang telah berpengalaman mengelola tim remote, menekankan bahwa kerja jarak jauh membutuhkan lebih dari sekadar kemampuan teknis. Ini adalah tentang kemampuan soft skill yang menentukan kesuksesan seseorang dalam bekerja secara mandiri tanpa tatap muka langsung. 

Dalam pkamungannya, ada beberapa faktor utama yang membedakan antara orang yang berhasil dan gagal dalam lingkungan kerja yang remote. Nah, berikut ini 4 alasan kenapa tidak semua orang bekerja remote menurut Mba Stephanie Octavia: 

1. Bekerja Remote adalah Soft Skill

Selain kemampuan teknis atau skill yang diperlukan untuk pekerjaan tertentu, bekerja secara remote juga membutuhkan keterampilan yang lebih dari itu, yaitu kemampuan beradaptasi dengan culture remote. 

Stephanie menjelaskan bahwa ada individu yang mampu bekerja tanpa perlu bertemu dengan orang lain, mereka nyaman bekerja sendiri di rumah atau di mana saja. Namun, ada juga yang merasa perlu adanya “human touch” atau interaksi langsung dengan rekan kerja. 

Hal ini seringkali menjadi penentu apakah seseorang bisa bekerja secara remote dengan baik atau tidak. Soft skill ini mencakup manajemen waktu, disiplin, dan kemampuan mengatur pekerjaan secara mandiri.

2. Kerja Remote Hanya untuk yang Bisa Berkomitmen

Menurut Stephanie, salah satu tantangan terbesar dalam bekerja dengan kebijakan remote adalah komitmen. Kerja remote memberikan kebebasan, tetapi kebebasan ini bisa menjadi bumerang jika tidak diiringi dengan komitmen yang kuat. 

Ia menegaskan bahwa memiliki double job atau pekerjaan sampingan sangat sah dilakukan selama seseorang mampu berkomitmen pada tanggung jawab utamanya. Masalah sering muncul ketika seseorang tidak bisa mengelola waktunya dengan baik dan pekerjaan utama terbengkalai karena kesibukan lain. 

Oleh karena itu, kerja secara remote hanya cocok untuk mereka yang bisa berkomitmen penuh pada tugas dan tanggung jawabnya, meski tanpa pengawasan langsung. Ini adalah kunci yang penting sekali untuk dipahami oleh siapa pun yang ingin mulai kerja remot. 

3. Bisa Diajak Komunikasi

tips kerja remote

Komunikasi adalah kunci dalam kerja remote. Tanpa adanya komunikasi yang efektif, akan sulit bagi tim untuk bekerja secara sinkron. Stephanie menekankan pentingnya mengikuti aturan komunikasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 

Misalnya, dalam perusahaannya, aturan yang diterapkan adalah menyalakan kamera saat briefing atau meeting. Hal ini dilakukan untuk menjaga interaksi yang lebih personal meski dilakukan secara online. 

Karyawan yang tidak mampu mengikuti aturan ini bisa dianggap tidak siap untuk bekerja secara remote. Keterbukaan dalam berkomunikasi dan kemampuan menyampaikan informasi secara jelas juga menjadi faktor penentu keberhasilan seseorang dalam pekerjaan remote.

4. Paham Hak dan Kewajiban

Bekerja remote juga menuntut pemahaman yang jelas tentang hak dan kewajiban. Karyawan harus memahami bahwa meskipun bekerja dari jarak jauh, mereka tetap memiliki tanggung jawab yang sama seperti ketika bekerja di kantor. 

Hak untuk fleksibilitas waktu, misalnya, tidak boleh disalah artikan sebagai kebebasan penuh untuk bekerja kapan saja tanpa memperhatikan deadline atau target. Stephanie menekankan bahwa karyawan yang sukses dalam kerja remote adalah mereka yang tahu kapan harus mengambil inisiatif dan kapan harus meminta bantuan. 

Dengan pemahaman yang jelas tentang hak dan kewajiban, tim remote bisa bekerja secara efektif dan efisien.

Apakah Kerja Remote Cocok untuk Kamu?

Kerja remote memang menawarkan banyak keuntungan, seperti fleksibilitas waktu dan tempat, tetapi juga memiliki tantangan tersendiri. Tidak semua orang bisa sukses dalam lingkungan kerja ini. 

Seperti yang dijelaskan oleh Stephanie Octavia, dibutuhkan soft skill, komitmen tinggi, kemampuan komunikasi yang baik, serta pemahaman yang jelas tentang hak dan kewajiban. Jika kamu mampu beradaptasi dengan semua hal ini, maka kerja remote bisa menjadi pilihan yang tepat. 

Namun, jika kamu merasa sulit untuk berkomitmen atau berkomunikasi secara efektif, mungkin kerja remote bukanlah lingkungan yang ideal bagi kamu. Pada akhirnya, kerja remote adalah tentang keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab.

Author

  • Maulia Inayah Ansar

    "Hi there! I'm an SEO content writer for more than 2 years with experience writing for various industries. I specialize in creating content that's easy to find online and resonates with readers. Let's connect and create something great together!"

    View all posts

Artikel ini telah dibaca 355 kali

Baca Lainnya