Contents
Di era kerja jarak jauh yang semakin berkembang, peran HRD menjadi lebih dinamis dan penuh tantangan. Tidak hanya sekadar memastikan operasional SDM berjalan lancar, HRD juga harus mampu menciptakan lingkungan kerja yang sehat, fleksibel, dan mendukung produktivitas.
Apakah tugas HRD adalah membuat aturan ketat atau justru menjaga fleksibilitas bagi karyawan remote? Dalam artikel ini, kita akan membahas hasil wawancara dengan Mba Clara, seorang HRD, untuk menggali lebih dalam mengenai tugas HRD di era kerja remote.
Yuk simak selengkapnya untuk tidak menyalah artikan “kebebasan” pekerja remote, dan apa saja hal penting yang terlewatkan dari tugas HRD yang belum diketahui. Baca Selengkapnya!
Tugas HRD untuk Tim Remote
Tugas utama HRD untuk tim remote tidak jauh berbeda dengan tim onsite, yaitu memastikan bahwa setiap karyawan dapat bekerja secara produktif dan sesuai dengan standar perusahaan.
Salah satu aspek penting yang didiskusikan dengan Mba Clara adalah absensi. Meskipun tim remote memiliki fleksibilitas dalam hal waktu dan lokasi kerja, HRD tetap perlu menetapkan aturan absensi yang jelas untuk memastikan transparansi.
Absensi tetap penting meskipun bekerja remote. Namun, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara mengelola absensi ini agar tidak memberatkan karyawan. HRD perlu membangun aturan yang tidak hanya diikuti oleh semua karyawan, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan produktif.
Hal ini melibatkan berbagai aspek seperti manajemen waktu, pelaporan tugas, dan penilaian kinerja. Dalam konteks tim remote, HRD perlu menyeimbangkan antara aturan dan fleksibilitas. Aturan diperlukan untuk menjaga keteraturan, tetapi jangan sampai aturan tersebut justru membuat karyawan merasa terkekang dan tidak nyaman.
Apakah Aturan Bertentangan dengan Fleksibilitas?
Dalam wawancara tersebut, Mba Clara juga menegaskan bahwa aturan tidak selalu bertentangan dengan fleksibilitas. Justru, aturan yang baik dapat menjadi panduan bagi karyawan untuk bekerja lebih efektif di lingkungan yang fleksibel.
Pekerjaan remote pada dasarnya memang memberikan kebebasan tinggi bagi karyawan untuk menyelesaikan tugas di mana saja, bahkan sambil “healing” atau beristirahat di lokasi yang mereka pilih.
Fleksibilitas adalah kunci dari kerja remote. Namun, fleksibilitas bukan berarti tanpa aturan. HRD harus bijak dalam membuat kebijakan yang fleksibel tetapi tetap memastikan bahwa pekerjaan selesai dengan baik.
Sebagai contoh, aturan mengenai absensi bagi karyawan remote mungkin dapat diterapkan melalui pencatatan titik lokasi saat absen. Karyawan diminta untuk mengisi lokasi mereka saat melakukan absensi, sehingga HRD dapat melacak kehadiran mereka secara transparan.
Meskipun begitu, HRD harus bijak dalam mempertimbangkan apakah aturan semacam ini akan memberatkan karyawan remote atau tidak. HRD sebaiknya bertanya kepada karyawan remote, apakah mereka merasa aturan tersebut memberatkan. Aturan yang bijak adalah aturan yang mempertimbangkan kebutuhan dan kenyamanan karyawan.
HRD Harus Beradaptasi
Dalam wawancara ini, Mba Clara juga menyoroti pentingnya adaptasi bagi seorang HRD. Seiring dengan perkembangan teknologi, pekerjaan remote, dan perubahan cara bekerja, HRD dituntut untuk cepat beradaptasi dengan kondisi baru, termasuk dalam mengelola tim remote.
“HRD harus cepat beradaptasi dengan kondisi,” kata Mba Clara. “HRD harus mengikuti dinamika karena hal tersebutlah yang membuat kenyamanan lingkungan kerja. Jika tidak, HRD justru akan membuat lingkungan kerja jadi semakin buruk.” komentar Mba Clara.
Adaptasi ini melibatkan pemahaman mendalam tentang kebutuhan karyawan, dan bagaimana menciptakan cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan tersebut tanpa mengorbankan produktivitas pekerja, baik untuk tim remote atau on-site.
Dalam konteks tim remote sendiri, HRD harus mampu merancang kebijakan yang mendukung karyawan untuk bekerja dengan lebih fleksibel tanpa melupakan tanggung jawab mereka. HRD yang adaptif akan mampu menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik, bahkan dalam situasi yang penuh tantangan seperti kerja remote.
HRD dan Fleksibilitas: Kunci Keberhasilan di Era Remote Work
Kesimpulannya, tugas HRD dalam tim remote adalah menjaga keseimbangan antara aturan dan fleksibilitas. Seperti yang disampaikan oleh Mba Clara, HRD tidak boleh terpaku pada aturan yang kaku, tetapi harus mampu menciptakan aturan yang fleksibel dan menyesuaikan dengan kebutuhan karyawan.
Fleksibilitas bukan berarti menghilangkan aturan, melainkan aturan yang dibuat harus mendukung karyawan untuk bekerja dengan lebih nyaman dan produktif. HRD harus terus beradaptasi dengan perubahan dan dinamika yang terjadi, baik dalam teknologi maupun dalam pola kerja.
Dengan adaptasi yang baik, HRD dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih nyaman, mendukung, dan produktif, baik untuk tim remote maupun onsite. Dalam dunia kerja yang terus berubah ini, peran HRD semakin krusial untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan perusahaan dan karyawan.
Demikianlah pandangan Mba Clara tentang tugas HRD untuk tim remote, yang menekankan pentingnya aturan yang fleksibel dan adaptasi yang cepat dalam menjaga lingkungan kerja yang sehat dan produktif.